Hipotermia Pada Bayi

Bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.

Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 32–36 derajat Celsius). Disebut hipotermi berat bila suhu < 32 derajat Celsius, diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat Celsius.

Gejala

Adapun beberapa gejala hipotermi yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir adalah:

• Bayi tidak mau minum/menyusu
• Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
• Tubuh bayi terasa dingin
• Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).

Hangatkan Tubuh Bayi

Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir (utamanya jika berat badannya rendah), relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badannya sehingga panas tubuhnya cepat hilang.

Nah, pada cuaca dingin, suhu tubuh bayi cenderung menurun. Hal itu lah yang memungkinkan terjadinya hipotermia. Yang dapat Moms lakukan adalah mengenali gejala-gejalanya dan memberikan pertolongan pertama yang tepat. Langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah menghangatkan tubuh si bayi dengan metoda kanguru yakni mendekap bayi di dada ibu dan keduanya diselimuti.

Kenali Sebabnya!

Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:

1. Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1–2 derajat Celsius sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur sebaik-baiknya. Biasanya hal ini terdapat pada BBLR, hipoksia (suatu keadaan dimana suplai oksigen tidak mencukupi untuk keperluan sel, jaringan atau organ), ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan pemberian morfin pada ibu yang sedang bersalin.

2. Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam. Umumnya terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang tidak cukup panas, kelalaian terhadap bayi yang akan lahir, yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. Gejalanya adalah lemah, gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin.

Terapi yang dilakukan adalah dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.

3. Hipotermia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati penyebabnya, misalnya dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan sebagainya.

Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar harus dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu tubuh bayi sekitar 32 derajat Celsius, tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh menjadi normal kembali.

4. Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih dari 12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin,  suhu berkisar antara 29,5–35 derajat Celsius, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis.

Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan. Pengobatannya ialah dengan memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberian larutan glukosa 10 persen, dan kortikosteroid

Sumber http://lifestyle.okezone.com